Menger Hotel San Antonio
|
Hotel
adalah tempat dimana kita harus membayar/mengeluarkan uang untuk mendapatkan penginapan dan
layanan. Tetapi alasan kenapa harus mengeluarkan uang untuk menginap berawal dari adanya ‘liburan’. Awal mula
hotel juga merupakan awal mula dari liburan. Asal muasal
hotel adalah berasal dari bahasa latin “Hospitale’
yang berarti ‘asrama untuk para peziarah’.
Liburan di masa itu dibandingkan bertunjuan untuk kesenangan lebih dengan tujuan keagamaan atau bisa juga dianggap untuk hal-hal yang
bertujuan serius. Tempat yang
ditujukan untuk menjadi tempat beristirahat bagi orang-orang dengan
Perjalanan yang
panjang, daerah yang
tidak dikenal dan juga tidak cocok.
Sejarah hotel Dunia/Internasional
Tremont House (Boston, 1829)
|
Hotel
berasal dari kata
“hostel” yang mempunyai arti “tempat penampungan bagi pendatang yang
juga menyediakan makanan dan minuman”, konon diambil dari bahasa Perancis kuno. Bangunan publik ini sudah disebut-sebut sejak akhir abad
ke-17.
Muncul hotel legendaris Tremont House (Boston, 1829) salah satu tempat paling top di Amerika Serikat (AS). Tremont bersaing dengan Astor House, yang dibangun di New York, 1836. Saat itu, hotel modern identik dengan perkembangan lalu lintas dan tempat beristirahat.
Muncul hotel legendaris Tremont House (Boston, 1829) salah satu tempat paling top di Amerika Serikat (AS). Tremont bersaing dengan Astor House, yang dibangun di New York, 1836. Saat itu, hotel modern identik dengan perkembangan lalu lintas dan tempat beristirahat.
Kepopuleran hotel transit pun tersaingi oleh kehadiran
"motel", gabungan kata
"motor hotel" atau tempat istirahat para pengendara kendaraan bermotor.
Sejarah hotel di Indonesia
Hotel Des Indes
|
Hotel Der Nederlanden
|
Asal muasal dunia pariwisata
di
Indonesia mulai dikenal saat Belanda menjajah
Indonesia. Ketika itu, dibangunlah beberapa hotel di berbagai daerah. Misalnya,
Hotel Der Nederlanden,
Hotel Royal, Hotel Des Indes dan
Hotel Rijswijk (Jakarta), Slier Hotel (Solo), Palace Hotel (Malang), atau
Grand Hotel (Jogjakarta).
Industri pariwisata Indonesia makin menanjak saat kepariwisataan di Bali
mulai mendapatkan perhatian serius. Pada tahun
1963, dibangunlah Hotel
Bali Beach,
kemudian menyusul diresmikannya Pelabuhan Udara Ngurah Rai sebagai pelabuhan internasional, tiga tahun berselang. Pada perkembangannya baru-baru ini,
Bali makin dijejali turis-turis asing yang
gampang dijumpai di berbagai tempat, hingga di pelosok desa terpencil sekali pun.
Sejarah perkembangan hotel pada masa penjajahan belanda di indonesia
Pertumbuhan
usaha perhotelan di Indonesia dikenal pada abad ke- 19 dan itu pun hanya
terbatas di kota-kota besar yang berlokasi dekat pelabuhan saja (Batavia,
semarang, Surabaya, medan, dan makassar). Kemudian pada permulaan abad ke- 20
dimulailah pendirian dari beberapa hotel di daerah dan kota yang jauh dari
pelabuhan (malang, surakarta, bandung, bogor, yogyakarta, dan bukit tinggi).
Adapun fungsi hotel yang utama hanya terbatas untuk melayani tamu-tamu atau
penumpang kapal yang baru datang dari negeri Belanda serta dari Negara-negara
Eropa lainnya dan dapat dikatakan juga hanya terbatas pada kalangan orang-orang
kulit putih saja, sedangkan kalangan bangsa Indonesia tidak ada sama sekali.
Sejarah perkembangan hotel pada masa penduduk jepang di indonesia
Berkobarnya
Perang
Dunia II, yang disusul dengan pendudukan tentara Jepang di Indonesia, menyebabkan keadaan
kepariwisataan di Indonesia menjadi terlantar sama sekali. Banyak
hotel-hotel yang diambil alih oleh pemerintah Jepang, diantaranya dijadikan rumah sakit dan asrama. Sedangkan yang
agak bagus ditempati perwira-perwira tentara Jepang sebagai tempat tinggal
Sejarah perkembangan hotel pada masa indonesia setelah merdeka
Pada tahun
1946, sejumlah pimpinan
hotel di
Indonesia berkumpul untuk menetapkan Organisasi Perhotelan yang
peratama kali
bernama Badan Pusat
Hotel Negara (BPHN) yang berpusat di
hotel Merdeka
Malang. Kemudian BPHN
mendapat kepercayaan untuk mengatur tempat sidang Komite Nasional
Indonesia Pusat
(KNIP) berhasil menyusun Kabinet RI, dalam sidang pertamanya mengeluarkan Maklumat No.
1/H/47 tertanggal 1 Juli
1947, yang memutuskan Perhotelan masuk dalam kementrian Perhubungan dan dalam pertemuannya dengan BPHN
disepakati membentuk suatu badan atau lembaga
HONET (Hotel Negara dan
Tourism) yang diberi wewenang untuk melanjutkan tugas-tugas pengusahaan
hotel-hotel di bekas wilayah belanda. Dan
direktur badan ini adalah R. Tjipto Ruslan.
Kemudian dengan adanya Perjanjian KMB tahun 1949, “ semua harta dan benda milik Belanda harus dikembalikan kepada pemiliknya” maka sejak itu
HONET resmi dibubarkan. Pada tahun 1952
beberapa tokoh perhotelan bangsa
Indonesia mendirikan suatu organisasi yang
bernama
SERGAHTI (Serikat Gabungan
Hotel dan
Tourism Indonesia) yang diresmikan oleh Wakil Perdana Mentri Wongsonegoro,S.H. bertempat di
hotel Des Indes.
Di Indonesia perkembangan usaha perhotelan
modern di awali dengan di bukanya
Hotel Indonesia (HI) di
Jakarta pada tahun 1962
yang merupakan
hotel pertama dan satu-satunya bertaraf internasional di
Indonesia. Dalam dasar warsa
1970-an baru muncul
hotel-hotel bertaraf internasional lainnya yang
dimiliki oleh perusahaan swasta nasional.